SINOPSIS
Komik ini terdiri dari beberapa cerita pendek.
1. Love Is In The Air:
Nina Tanba jatuh cinta pada kakak kelasnya yang bernama Yukito Hayashino. Walau cintanya ditolak, tapi Nina tak pernah putus asa mengejarnya. Makanya, supaya bisa bertemu dengan Kak Hayashino, Nina pun bertekad menyelesaikan sebuah permainan yang diberikan kakak kelasnya itu. Permainan tersebut mengharuskan Nina untuk menemukan dan memotret foto yang sama seperti foto-foto yang dikirimkan Kak Hayashino melalui E-mail.
Taro, teman sekelas Nina, memutuskan untuk membantu Nina mencari foto-foto yang sama. Tapi ia menyadari ada yang aneh tentang permainan itu. Kalau Kak Hayashino memang menyukai Nina, kenapa dia menyuruh Nina melakukan permainan mencari foto di tempat-tempat yang berbahaya? Taro pun tak bisa diam begitu saja. Ia ingin melindungi Nina karena ternyata ia telah menaruh hati pada gadis itu. Nina yang terkejut mendengar pernyataan cinta Taro, spontan menolaknya sebab ia masih sangat menyukai Kak Hayashino.
Suatu hari, mereka berdua disuruh membersihkan ruangan data di sekolah. Taro tak sengaja menjatuhkan buku-buku yang berisi data para murid. Ia lalu menemukan kenyataan yang mengejutkan. Ternyata Hayashino yang disukai Nina itu sudah meninggal dunia setahun yang lalu. Menurut Taro, bagaimanapun juga, Nina harus menyelesaikan permainan tersebut. Kalau tidak, Nina akan terus terjebak di masa lalu.
2. Lost First Love:
SMP kelas 3, Io tak pernah menduga kalau cowok yang disukai oleh sahabatnya sendiri bakal menembaknya. Bagi Io, persahabatan jauh lebih penting. Oleh karena itu, dia menolak Ouji. Io pikir ia tak akan pernah bertemu dengan Ouji lagi, tapi nyatanya mereka berdua masuk ke SMA yang sama, berada di kelas yang sama dan duduk berdekatan pula.
Awalnya, agak canggung bagi Io untuk menghadapi Ouji. Namun, ternyata Ouji bersikap biasa-biasa saja. Mereka berdua akhirnya berteman. Kebaikan dan perhatian Ouji lama-lama meluluhkan hatinya. Io pun sadar dirinya telah jatuh cinta pada cowok itu. Apalagi sahabatnya kini bersekolah di SMA lain dan sudah punya pacar juga, maka Io bisa bebas menyukai Ouji. Sayangnya, Io mengira Ouji sudah punya pacar dan mengira cintanya bertepuk sebelah tangan.
3. Love * Realize
Minori hanyalah gadis biasa yang mendambakan cinta. Saat sedang merasa iri melihat orang lain bermesraan, tiba-tiba teman sekelasnya mengajaknya pacaran. Tentu saja kesempatan tersebut tak disia-siakan Minori. Sayangnya, pacarnya itu bukan tipe cowok romantis dan perhatian. Mereka juga jarang bertemu karena pacarnya punya hobi bolos sekolah.
Suatu hari, Minori menolong seorang cowok yang ternyata berusia setahun lebih muda darinya. Cowok bernama Tenma itu sungguh bertolak belakang dengan pacar Minori. Tenma sangat baik, penuh perhatian, bahkan mengundang Minori makan di rumahnya. Minori yang jarang mendapat perhatian dari pacarnya, lama-kelamaan mulai merasa nyaman dan senang saat bersama Tenma. Ia pun mulai bertanya-tanya, apa artinya punya pacar kalau jarang menghabiskan waktu berdua dengannya? Pada akhirnya, Minori menyadari makna cinta yang sesungguhnya.
1. Love Is In The Air:
Nina Tanba jatuh cinta pada kakak kelasnya yang bernama Yukito Hayashino. Walau cintanya ditolak, tapi Nina tak pernah putus asa mengejarnya. Makanya, supaya bisa bertemu dengan Kak Hayashino, Nina pun bertekad menyelesaikan sebuah permainan yang diberikan kakak kelasnya itu. Permainan tersebut mengharuskan Nina untuk menemukan dan memotret foto yang sama seperti foto-foto yang dikirimkan Kak Hayashino melalui E-mail.
Taro, teman sekelas Nina, memutuskan untuk membantu Nina mencari foto-foto yang sama. Tapi ia menyadari ada yang aneh tentang permainan itu. Kalau Kak Hayashino memang menyukai Nina, kenapa dia menyuruh Nina melakukan permainan mencari foto di tempat-tempat yang berbahaya? Taro pun tak bisa diam begitu saja. Ia ingin melindungi Nina karena ternyata ia telah menaruh hati pada gadis itu. Nina yang terkejut mendengar pernyataan cinta Taro, spontan menolaknya sebab ia masih sangat menyukai Kak Hayashino.
Suatu hari, mereka berdua disuruh membersihkan ruangan data di sekolah. Taro tak sengaja menjatuhkan buku-buku yang berisi data para murid. Ia lalu menemukan kenyataan yang mengejutkan. Ternyata Hayashino yang disukai Nina itu sudah meninggal dunia setahun yang lalu. Menurut Taro, bagaimanapun juga, Nina harus menyelesaikan permainan tersebut. Kalau tidak, Nina akan terus terjebak di masa lalu.
2. Lost First Love:
SMP kelas 3, Io tak pernah menduga kalau cowok yang disukai oleh sahabatnya sendiri bakal menembaknya. Bagi Io, persahabatan jauh lebih penting. Oleh karena itu, dia menolak Ouji. Io pikir ia tak akan pernah bertemu dengan Ouji lagi, tapi nyatanya mereka berdua masuk ke SMA yang sama, berada di kelas yang sama dan duduk berdekatan pula.
Awalnya, agak canggung bagi Io untuk menghadapi Ouji. Namun, ternyata Ouji bersikap biasa-biasa saja. Mereka berdua akhirnya berteman. Kebaikan dan perhatian Ouji lama-lama meluluhkan hatinya. Io pun sadar dirinya telah jatuh cinta pada cowok itu. Apalagi sahabatnya kini bersekolah di SMA lain dan sudah punya pacar juga, maka Io bisa bebas menyukai Ouji. Sayangnya, Io mengira Ouji sudah punya pacar dan mengira cintanya bertepuk sebelah tangan.
3. Love * Realize
Minori hanyalah gadis biasa yang mendambakan cinta. Saat sedang merasa iri melihat orang lain bermesraan, tiba-tiba teman sekelasnya mengajaknya pacaran. Tentu saja kesempatan tersebut tak disia-siakan Minori. Sayangnya, pacarnya itu bukan tipe cowok romantis dan perhatian. Mereka juga jarang bertemu karena pacarnya punya hobi bolos sekolah.
Suatu hari, Minori menolong seorang cowok yang ternyata berusia setahun lebih muda darinya. Cowok bernama Tenma itu sungguh bertolak belakang dengan pacar Minori. Tenma sangat baik, penuh perhatian, bahkan mengundang Minori makan di rumahnya. Minori yang jarang mendapat perhatian dari pacarnya, lama-kelamaan mulai merasa nyaman dan senang saat bersama Tenma. Ia pun mulai bertanya-tanya, apa artinya punya pacar kalau jarang menghabiskan waktu berdua dengannya? Pada akhirnya, Minori menyadari makna cinta yang sesungguhnya.
